Rabu, 08 Januari 2014

KONGKO - H. Zainuddin MH, SE

H. ZAINUDDIN MH, SE
    Ketua Umum BAMUS BETAWI


Siap Menjadikan Kaum Betawi
Tuan Rumah yang Baik dan Disegani


SEPUTAR BETAWI News - Saat ini masyarakat Betawi harus ditempatkan dalam upaya perubahan seiring pesatnya perkembangan jaman yang mengiringi pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Langkah perubahan yang harus segera dilakukan agar ke depan menjadi pedoman buat tatanan masyarakat Betawi di Jakarta dan sekitarnya demi masa depan kehidupan yang  jauh lebih baik. Bamus Betawi sebagai wadah kaum Betawi harus menjadi motor penggerak perubahan dalam upaya memajukan dan mensejahterakan kaum Betawi sejalan dengan tupoksinya selaku payung dari ormas-ormas Betawi yang ada di Jakarta dan sekitarnya ini. Demikian ungkap Ketua Umum Bamus Betawi periode  2013 - 2018 Bang H. Zainuddin MH, SE kepada reporter SEPUTAR BETAWI News beberapa waktu lalu.
“Ada dua konsep yang saya kembangkan dalam menjalankan ‘roda’ Bamus Betawi lima tahun ke depan dalam rangka menjadikan Bamus Betawi sebagai agen perubahan. Yakni konsep Reaktualisasi  dan kedua konsep Revitalisasi. Dua konsep tersebut dapat disatukan dengan istilah; Era paradigma baru buat masyarakat Betawi Jakarta. Di mana konsepsi ini menjadi landasan pergerakan menuju perubahan yang lebih baik bagi kaum Betawi di masa datang,” jelas Bang H. Zainuddin MH, SE yang akrab disapa Bang H. Oding.
Ada beberapa hal yang menjadi concern bagi masyarakat Betawi dan concern ini menjadi fokus Bamus Betawi sebagai wadah atau payung bagi kaum Betawi yang ada di Jabodetabek, tambah anggota DPRD DKI Jakarta ini, khususnya bagi kaum Betawi yang masih ‘bertahan’ tinggal di Jakarta. Harus ada paradigma baru yang mendorong munculnya gerakan ‘reaktualisasi’ dari misi dan perannya masyarakat Betawi serta ‘revitalisasi’ struktur Bamus Betawi.
“Di dalam reaktualisasi kita perlu kembangkan lagi menjadi konsepsi. Pertama, di mana orang Betawi itu harus tahu jati dirinya; sebagai penduduk asli daerah, sebagai pemilik daerah, dan menjadi pelaku sejarah sebagaimana perjalanan tanah Betawi yang kini dijadikan sebagai ibukota negara bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” paparnya.
            Kedua, tambah anak Betawi asli kelahiran Jakarta 55 tahun silam, kaum Betawi sebagai penduduk asli Kota Jakarta sangat menghormati para pendatang (urban). Sikap ramah tamah dan penuh sopan santun tanpa kepura-puraan itu merupakan karakteristik kaum Betawi yang terkenal sebagai kaum yang relijius. Namun ke depan, kita selaku kaum Betawi juga harus melihat seberapa jauh pendatang tersebut menghargai, menghormati, dan mengakui ‘harkat dan martabat kita sebagai penduduk asli Kota Jakarta’. Tentu yang dimaksud di sini adalah menghormati secara budaya, menghormati secara sosiologis, dan menghormati pula secara politis.
“Ketiga, ada karakteristik ukhuwah Batawiyah yang harus dikembangkan sejalan dengan pengaflikasian ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah Basyariyah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Silaturahmi dalam menumbuh kembangkan karakteristik ukhuwah Batawiyah ini menjadi suatu keharusan. Maka menjadi penting bagi fungsionaris Bamus Betawi dan tokoh-tokoh ormas Betawi yang berpayung di Bamus Betawi mengajak semua komponen yang ada didalamnya untuk bersilaturahim kepada para tokoh, para kyai, para ulama, dan para habaib,” imbuh suami dari Hj. Noer Laellah ZN.
Tujuannya, masih kata Bang H. Oding, agar kaum Betawi mendapat bekal untuk menata kehidupan yang jauh lebih baik, jauh lebih maju, dan jauh lebih bertanggung jawab pada hari ini, hari esok, dan masa yang akan datang dari geberasi ke generasi untuk kemapanan Bamus Betawi itu sendiri di masa datang. Inilah paradigma baru dalam rangka reaktualisasi Bamus Betawi menjadi lebih kuat, lebih bermartabat, dan lebih bermanfaat buat masyarakat Betawi Jakarta dan sekitarnya.
            Bang H. Oding menambahkan, restrukturisasi perlu dilakukan karena tuntutan perkembangan jaman. Ada semacam perkembangan di abad modern ini dalam menata dan mengelola organisasi agar seirama dan sejalan dengan era kekinian. Oleh karena itu menjadi penting  struktur Bamus Betawi harus berjalan sesuai atau seiring dengan perkembangan abad ini. Apalagi Bamus Betawi menjadi bagian integral dalam kehidupan modern ibukota Jakarta. Di mana seluruh tanggung jawab, fungsi, dan peran struktur dalam Bamus Betawi harus berjalan seirama sehingga tidak ada yang stagnan. Karena sedikit saja ada elemen yang stagnan dalam struktur Bamus Betawi, itu akan berbuah kerugian yang besar buat kaum Betawi.
            “Guna mengantisipasi hal tersebut, struktur dalam Bamus Betawi harus dikembangkan agar dapat memompa sinerjitas dan mengefektifkan seluruh gerakan masyarakat Betawi yang tergabung dalam ormas Betawi yang sekarang berpayung di Bamus Betawi. Perlu ada penambahan struktur majelis penasehat dan majelis pakar di samping dewan pengurus harian Bamus Betawi itu sendiri. Sehingga ke depannya setiap gerakan Bamus Betawi seirama, efektif dan berdaya guna dalam balutan tanggung jawab yang kuat dalam kerangka menggapai satu tujuan yang sama. Yaitu  mengangkat harkat dan martabat kaum Betawi,” tegas Bang H. Oding.
Saat ini disadari atau tidak, tambah anak Betawi yang ‘udah klotokan’ dalam dunia politik, perubahan konsepsi restrukturisasi kaum Betawi ketinggalan dibandingkan suku-suku lain yang ada di Jakarta. Ketertinggalan ini diakibatkan karena proses regenerasi serta kaderisasi yang belum fokus. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut kita selaku orang Betawi harus fokus, karena era  lima tahun ke depan adalah era yang sangat menentukan buat perjalanan Bamus Betawi. Di mana lima tahun ke depan Bamus Betawi harus menjadi ‘sesuatu’ yang amat menentukan. Karena itu faktor regenerasi menjadi hal yang sangat penting.
“Konsepsi regenerasi dan kaderisasi menjadi faktor yang sangat penting dalam rangka kita memupuk, membina, memelihara, sekaligus mencetak kader-kader tangguh Betawi yang siap memimpin Jakarta lima tahun ke depan di setiap dimensi tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan di tanah Betawi dan sekitarnya ini. Itu paradigma yang harus segera kita realisasikan. Era baru, era perubahan, era paradigma baru buat masyarakat Betawi Jakarta,” ungkap Bang H. Oding.
Menurut Bang H. Oding, itu konsep yang dulu didengungkan Ketika dirinya diminta oleh para tokoh Betawi dan ormas-ormas Betawi yang berpayung di Bamus Betawi untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Bamus Betawi. Dan karena saat ini dirinya telah terpilih dan telah dilantik menjadi Ketua Umum Bamus Betawi, maka konsep itu secara perlahan tapi pasti tengah dijalankan.
Bismillah, bersama teman-teman pengurus Bamus Betawi yang lain konsep itu siap saya realisasikan dalam rangka merealisasikan keinginan ormas-ormas Betawi dan tokoh-tokoh Betawi agar ke depan kaum Betawi sebagai penduduk inti Kota Jakarta menjadi tuan rumah yang baik dan disegani oleh suku-suku lainnya yang tinggal dan menetap di Jakarta. Tanah kelahiran kita tercinta,” pungkas Bang H. Oding.
Bang Jaloe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar